Jakarta, 13 Oktober 2012
ELECTROVOLUTION
Ingat dengan simbol ini kawan?
Simpel, tapi kita dulu pernah berdebat panjang terkait penentuaan ini.
Dan akhirnya, ini menjadi kenangan yang tak akan terlupakan.
Entah apa yang ada dibenak kalian, saat ini?
Kenangan terindah untuk kita.. ^^
Diantara setumpuk kesibukkan sekarang, siang ini ntah apa yang membuat fikiran terarah kesana. Sibuk saja jari-jari menekan tuts, demi tuts yang ada pada keyboard laptopt.
Rindu mungkin.. ^^
Kawan ingatkah kalian pada suatu masa dimana kita dipertemukan pada sebuah petualangan besar, sarat akan makna. Awalnya ingin menghadirkan suguhan yang bukan hanya sekedar suguhan. Tapi segalanya bermula darisini, awal kekeluargaan dan kesuksesan kita bersama.
Lembaga ini yang telah menyatukan hati-hati kita, menggabungkan peluh letih kita. Hingga akhirnya, kita dipertemukan dalam sebuah prosesi kehidupan, yang membawa masing-masing kita pada sebuah kenyataan. Lagi-lagi kenyataan.
Kawan, ini kita yang memulai. Kita sebagai aktor pembuka. Hm, walaupun memang mungkin sebagian berargumen hanya sekedar "melanjutkan", tapi tak apalah, yang terpenting rasa bahagia, pernah berada ditengah orang-orang hebat seperti kalian.
EVO!
ELECTROVOLUTION! EVO? ELECTROVOLUTION.
Tak terbayang sudah, ketika memproklamirkan 1 kata yang akhirnya menyatukan kita.
Jargon-jargon yang kemudian akan menjadi tradisi, jika kita bertemu.
Hari-hari dihabiskan bersama kalian, hari-hari yang tak jarang menuai perdebatan panjang antar panitia, dan bahkan ada yang hampir keluar kendali.
Tak mengapa! Itu tanda keseriusan kita akan sebuah cita-cita hebat milik pejuang seperti kalian.
Bukan pekerjaan yang mudah, menggabungkan hampir 150 kepala dalam suatu organisasi besar seperti EVO. Terdiri dari beragam karakter dan kemauan, yang sering membuat bingung Ketua pada saat itu. Hanya naluri, sama-sama ingin menuai kesuksesan modal utama kita saat itu.
Sudah kita lewati kawan, dan tahukah kalian? Nama kalian kini telah tersimpan dalam kamus besar perjalanan hidup HME, ya HME..
HME, Himpunan Mahasiswa Elektro, yang mengantarkan kita pada sebuah akhir gemuruh panjang, akan pengorbanan kita kala itu.
Masih ingat kawan? Tiap hari Rabu dan Jumat, kita selalu selipkan dalam agenda pribadi kita masing-masing. Salah satu kesibukkan kita tiap pekannya. Bertabrakkan pada sebuah ritual rapat, yang tak henti-hentinya menghadirkan banyak dan beragam pendapat.
Jika saya ingat, hanya kalian penyemangat saya waktu itu. Sesekali, melihat kocek dalam-dalam. Khawatir kalau tanggal itu akan mundur, bahkan gagal dan tak akan ada EVO.
Bagaimana tidak, saya ingat betul pada waktu H-14 pelaksanaan acara, tapi kas-pun tak kunjung penuh, sepertiganyapun belum menutupi, Ya Alloh.
Tapi saya yakin, senyum dan tawa kalian merupakan sebuah doa dan harapan kedepan acara kita ini, bukan sekedar terlaksana. Melainkan dikenang dan akan kembali terulang (Aamiin).
Bercengkrama disetiap siang hingga petangnya, menghabiskan rutinitas panjang kita bersama, tak jarang ada yang berjatuhan karena pengorbanan yang kuat dan keukeuh.
Ada satu orang panitia yang berkata kepada saya saat itu, "Pak, kalau memang diri ini yang harus saya serahkan kepada EVO, maka ambillah Pak, jangan kerja setengah2lah".
Subhanalloh, sampai detik ini kata2 itu yang selalu terniang dalam benak saya. Menjadikan motivasi tersendiri, karena bangganya memiliki keluarga kecil. Keluarga yang akhirnya mengantarkan saya kepada kenangan penuh indah dan barokah karena-Nya.
Kawan, ingatkah kalian pada canda dan tawa yang sempat bergelayutan antara kita. Bahkan ada juga amarah, dan tidak jarang mencurahkan kata-katanya pada mading khusus yang kita buat pada sekret kecil kita. Mading yang terbuat dari kertas hitam biasa (kalau tidak salah bekas cover proposal tahun sebelumnya).
Saking tak ada dana untuk membeli whiteboard baru, ya minimal kertas karton baru, untuk menuliskan agenda-agenda kita kedepan. Untuk mengingatkan sekaligus menyusun strategi-strategi kita kedepan, Ckckckck :(
Akhirnya, hari itu sampai juga. Hari yang sudah kita tunggu-tunggu kehadirannya. Hari harap-harap cemas, apakah kesuksesan ini akan segera kita rasakan? Beragam rasa menyambutnya. Walaupun pada malamnya ada insiden kecil. Yakni keterlambatan sound yang tak kunjung datang, untuk digunakan pada hari pertama EVO, yakni lebih tepatnya acara Pembukaan dan Pameran Teknologi. Saya ingat betul, koordinator acaranya, Faiz, sedikit memasang wajah seperti orang yang kebakaran jenggot. Ia khawatir kalau tidak maksimal, berkali-kali saya yakinkan. Tapi nampaknya dia tidak ingin menunjukkan kekhawatirannya kepada saya. Tidak jarang kata-kata keluar dari mulutnya seraya meyakinkan, "Siap Pak, yakin ajalah, Antum urusin yang lain aja, Oke?", sampai sekarang kata-kata itu masih tersimpan pada inbox hape saya, ya minimal buat pengingat kenangan kita.
Team dia saat itu tidak banyak, bahkan sebagian besar diisi oleh adik-adik 2010, yang notebene masih baru dalam organisasi, tapi semangatnya jangan diragukan lagi. Ada Rifky, Lia yang seniornya ada Ecka (halo bang?) Rizman dan Maya.
Tidak banyak yang mereka desain, sekilas banyak becandanya. Sesekali saya hadir dan pergoki pada rapat internal mereka. Dan tidak jarang saya lihat mereka isi dengan canda dari sang koordinator, Faiz.
Sulit memang, hanya sekedar melupakan sekilas kenangan itu. Karena kawan, kenangan itu terasa sudah mendarah daging. Semakin dilupakan, semakin terngiang. Jargon yang biasanya diucapkan oleh Pram, ya Bang Pram (orang-orang akrab memanggilnya dengan sebutan "Bang", panggilan Kakak untuk daerah Sumatera). Mungkin karena pembawaanya yang tegas, dewasa dan membaur, sehingga banyak anggotanya yang memanggilnya dengan sebutan itu.
Tepatnya Pratama Pirngadi Harapan (dalam foto, berbaju batik hijau disebelah kiri saya).
Habis sudah waktu-waktu bersamanya, banyak cerita yang Pram torehkan dengan saya. Mulai dari masalah EVO pastinya, Divisi Olahraga yang ia pimpin sampai masalah pribadinya (walau tidak banyak, hehehe). Saya adalah orang pertama yang percaya betul, kalau EVO ini adalah Pram orang yang tepat untuk memimpinnya. Karena sudah lebih 1 tahun hidup dalam organisasi dengannya, 3 tahun berteman, jiwa kepemimpinan itu hadir pada Pram. Pribadi yang supel salah satu faktor utama saya memutuskan ia untuk memimpin kami saat itu. Selain jiwa keras dan bertanggung jawab, tentu Pram juga adalah pribadi yang loyal dan amanah.
Sebagai Ketua himpunan, sekaligus Penanggung jawab acara. Saya juga memiliki hak bersuara pada rapat Presidium sore itu. Agenda kita saat itu ada 3, yang salah satunyan adalah pembahasan SC EVO (Baca : Steering Committe (Panitia Inti pada sebuah acara)).
Hadir pada saat itu seperti biasanya, Presidium terdiri dari 4 orang, diantaranya Faris (sang wakil setia saya), Dinda (sekretaris HME) dan tentu saja Lispiansi "Lensi" (Bendahara yang super teliti saat itu).
Sebenarnya pembahasan kami sore itu tidak begitu rumit, hanya menentukan dan sedikit revitalisasi beberapa hal dalam akhir kepengurusan. Oke, kita bahas disini masalah EVO saja yaa, 2 hal yang lain, biarlah kami dan Alloh yang tau ^^
Pembahasan EVO adalah menjadi agenda kami yang terakhir, pas menunjukkan pukul 5 sore. Seperti biasa, saya sering gelisah pada saat jam-jam mendekati Maghrib ini. Rutin saya ingatkan siapa saja yang rapat pada saya saat itu, "Maaf dipercepat ya, Magrib loo, kasian cewenya" (padahal cuma ngeles biar cepet kelar, cewe-mah urusan kesekian, hihihi, piss ^^)
Langsung saya lantang, tanpa banyak basa-basi, saya lalu lemparkan satu nama saat itu. Seketika Faris, Dinda dan Lensi diam. Tidak paham diamnya kenapa, setuju atau bahkan tidak setuju.
Singkat cerita, mulailah saya menjelaskan kriteria SC yang saya inginkan saat EVO nanti, dan akhirnya dengan perdebatan yang cukup panjang *lebeeey, terpilihlah Pratama. Saya fikir, syukur alhamdulillah, akhirnya forum setuju. "Oke, next syuro (rapat) kita bahas lagi tentang bagian-bagian SC yaa", ujar saya mengakhiri dan menutup acara rapat (padahal saya dan Faris sudah ada notes2 kecil, yang biasa kami buat dan susun sebelum rapat-rapat di HME dilaksanakan), tujuannya agar output rapat terarah dan berjalan sesuai rule. Faris selalu mengatakan berulang-ulang soal masalah itu. Dia yang selalu cerewet, wanti-wanti harus bersikap layaknya pemimpin versi dia (hihihi, tanyakan sendiri ke orangnya yaa).
Oya, perlu diketahui. Hari pertama EVO adalah tanggal 22 Mei 2012. Hari itu ada 3 kegiatan utama, diantaranya Opening Ceremony (*Pembukaan), Pameran Teknologi dan paling fenomenal saat itu adalah Pertandingan Futsal. Hari pertama, saya sudah sangat bangga dengan Panitia. Ternyata selama ini, konsepan yang selama ini kita buat "wah", berjalan dengan lumayan "wah" juga. Thanks Bro, Sist..
Hari itu, Pembukaan dihadiri oleh Staff ahli Gubernur DKI Jakarta. Walaupun Pak Foke tidak dapat hadir, tetapi kami dan kampus pada umumnya, sudah sangat bangga dengan suguhan kami saat itu. Acara dimulai dengan sambutan dan kata Pembuka dari orang-orang penting, salah satunya Rektor baru kami saat itu. Pak Supriadi Legino.
Isi sambutannya yang paling membuat saya merinding saat itu adalah, "Ini acara gila! Panitiapun juga gila! Berkali-kali saya was-was dengan acara gila ini, akhirnya ini memang terlaksana" Woww!
Hihihi, jangan ilfeel dulu yaa. Gila artinya beliau kagum dengan kesuksesan panitia saat itu. Beliau tahu betul bagaimana keadaan keuangan kami saat itu. Dan beliau sempat berfikir, jika dibatalkan saja acara ini. Tetapi kami yang tetap bersikeras untuk laksanakan, walaupun sederhana.
Nyatanya, dugaan beliau keliru, dan beliaupun bingung. Apa usaha Panitia selama ini? Hingga bisa terlaksananya EVO ini?
Eitss, sabar Pak, ini baru acara Pembukaan loo, masih ada hari-hari selanjutnyaa... ^
#Hari Kedua, adalah hari pembuktian kami. Bahwasannya EVO ini adalah gabungan antar segi-segi acara yang sesuai filosofi logonya, yang terdiri dari 3 unsur utama yakni dalam bidang Olahraga, Seni dan Edukasi. Nah dalam bidang edukasi, yang kami suguhkan selain Pameran Teknologi adalah Seminar Nasional.
Dikatakan tantangan buat kami, tentu sebuah tantangan besar. Karena disatu sisi kami harus meyakinkan dan membuktikan kesan dan wajah EVO dari kalangan mahasiswa sebagian, hanyalah ritual acara biasa, yang tidak lebih hanya mengandalkan kegiatan "hura-hura" semata. Hm, darisana saya berprinsip, bagaimanapun EVO harus ada Semnas (Baca : Seminar Nasional). Berkali-kali saya katakan dengan Kumis (sapaan Korlap saat itu, sebenarnya nama aslinya Rizky Ramadhan, tapi anak2 sering panggil dengan sebutan itu) Mungkin karena kumis tipis yang melekat pada atas bibirnya. Tak apalah, yang terpenting Kumis-nya fine2 aja dengan sebutan itu (sudah terbiasa).
"Mis, bagaimanapun Semnas harus bagus yaa", saya mewanti-wanti penuh was-was (Was-was jika Kumis bertanya balik : "Ente ada uang berapa mau buat Semnas bagus?")
Untungnya Kumis ngga pernah bilang seperti itu, selalu dia barengi dengan jawaban senyum khasnya sembari sedikit mengeluarkan suara-suara senyum unik (biasanya Dayent, Isa dan Fitry fasih menirukan senyum khasnya), hehehehe :)
Korlap, saya paham betul adalah orang yang cekatan dan penuh wibawa. Saat itu, Korlap EVO terbagi 2, dipegang oleh Kumis dan Faris. Mereka punya jobdesk masing-masing. Seingat saya, yang mengurusi Panitia adalah Faris, sementara dilapangan lebih ke Kumis. Walaupun sesekali mereka berdua sering saya lihat bergantian pekerjaan.
Wah, pokoknya duel yang kompak deh buat Kumis dan Faris, disaat Faris down maka Kumis-lah yang saya instruksikan untuk memimpin Rapat, begitu sebaliknya. Diawal-awal Rapat memang Faris yang sering vokal, biasalah bawaan Wakahim. Eihya, pada saat itu, Rapat EVO tidak selalu dipimpin Pram, sesekali Korlap yang memimpin. Katanya sih, biar beragam, okelah saya fikir selama tidak ada kepemimpinan ganda, tidak jadi masalah. Lagipula, saya paham dan tahu betul tipikal dari teman-teman saya ini.
Oke, lanjut..
Chori, Pian dan Dadang. Triple orang hebat yang pernah saya dapati. Ketiga-tiganya adalah satu angkatan dengan saya. Sebenarnya mereka kurang 1 personil, Rendy. Tapi sayang, foto saya tidak lengkap, "afwan Rend.."
Di acara Semnas, yang digawangi dengan Rendy. Staff Advokasi Kumis di HME (bersama Nuy). Rendy-lah yang bisa dikatakan punya "gawe" pas Semnas. Dia bersama personilnya yang rela-rela pulang malam, demi keberlangsungan dan kesuksesan sebuah acara. Personilnya yang kompak, lagi-lagi kebanyakan adik-adik kami 2009 dan 2010. Lengkap dengan formasi Herwan 08, Abdul, Anjar, Arief, Ical, Retno dan Ara. Masing-masing memiliki kepribadian yang beragam. Biasanya Rendy tidak terlalu sulit untuk mengkoordinir mereka, karena latar belakang staffnya yang memang kebanyakan sudah berpengalaman dibidangnya.
Kawan, 1 lagi tahukah kalian, tiket Semnas kami "sould-out" dalam waktu hanya 2 minggu. Ckkckckk, awalan yang bagus, walaupun jujur, sesi Semnas dan Kestari pada saat itu sempat kebingungan, bagaimana kalau tidak habis. Sempat punya "plan", masing-masing Panitia harus menjual minimal 2 (meniru taktik kepanitiaan Semnas "tetangga") Tapi rencana itu pupus, setelah kurang lebih 500 tiket yang dicetak sendiri (Ya Alloh) akhirnya habis ludes, sampai ada yang bela-belain mau tetap beli dan memohon walaupun harganya 2X lipat. Kalau tidak percaya, bisa tanya langsung sama Nandha Izaldie dan personilnya. Mereka juga saya katakan perempuan super. Bayangkan teman, selama acara berlangsung Nandha, dkk (Kestari's personil) rela ngeprint ala mereka", hihihi. Dan memotong sendiri tiketnya. Katanya sih biar irit, jadi kita ngga perlu buat dipercetakkan (Subhalloh, lagi2 saya harus berdecak kagum dengan mereka).
Sebenarnya ide ini berasal dari Dinda (Sekretaris HME skaligus Sekretaris EVO duel mesra dengan Nurul 09). Mereka berdua yang punya gagasan demikian, walaupun kalin tau kawan? Pada saat itu, printer yang digunakan sudah dalam kondisi kronis (tidak jarang saya bicara dengan Nuy, sang pemilik : "De, apa ngga kita beli baru aja printer, kasian printernya looo???)
Jawaban Nuy dan Dinda kompak : "Ngga usah Kakak, printer inikan sahabat kita, ya kan printer (sembari mata Nuy dan Dinda yang saling bertatapan penuh curiga dan khawatir)
Hhhh, nasib tidak ada uang ya? Tapi banyak pelajaran disini, salah satunya akan arti dari sebuah kesabaran. Oiya, Dinda dan Nuy (sekretaris EVO) juga sering kali, mengelus-ngelus printer seraya berdoa dan berkata : "Ayo printer, semangat yaa.". konyol memang, tapi itulah yang terjadi. Bahkan, Dinda dan Nuy sempat membuat kata-kata penyemangat untuk printer itu dan kemudian ditempel diatasnya, (lagi-lagi membuat saya terheran-heran dan mengatakan mereka konyol)
Tetapi itulah sebuah kenyataan, entah berapa rim lembar kertas lagi yang telah tercetak dari printer itu. Printer yang dulu menemani hari-hari Dinda dan Nuy, printer kesayangan mereka, (sering Faris cemburu, karena Nuy terlalu sayang dengan printernya). Dan kini, printer itu sudah "istirahat" (tidak tahu berada dimana?) Hayyah, kok bahas printer ya? Saking dilematisnya, hahahaha.
Lanjut.. (Gaya Ariel NOAH)
Hari kedua, kami fokus pada dua acara besar, yakni Semnas dan Futsal. Kita bahas Futsal yaa, acara kami yang satu ini, jelas sudah ditunggu-tunggu oleh pencinta olahraga futsal dari dalam kampus ataupun luar kampus. Apalagi dengan packgine yang berbeda pastinya.
Sang koordinator 'Bang Dedol', sapaan akrab anak2 saat itu, nama sebenarnya yaitu Dedy Gunawan Ritonga, kelihatan sekali dari namanya, orang ini berasal dari Medan bah, Batak bah.. Hehehe (Horas!)
Dedol adalah salah satu staff juga di HME, memang sudah lama dibidang olahraga, bahkan sebelumnya ia juga sudah pernah membuat acara serupa di HME.
Anggotanya yang rata-rata angkatan 2010, menambah warna baru pada lapangan Futsal kami siang itu. Satu kata untuk mereka : KUAT!
Bagaimana tidak dikatakan kuat, kalian tahu kondisi lapangan kampus saat itu kawan? Dengan lahan yang kecil, ditambah lagi sesak dipinggir-pinggirnya terdapat banyak batang tiang penyangga listrik milik PLN, belum lagi lahan yang juga sudah sedikit berlubang, tidak jarang semennya keropos dan harus segera diperbaiki.
Tapi, dengan nyali dan keuletan panitia, mereka bisa mengubah menjadi jauh lebih tertata dan indah pastinya.
Bayangkan kawan, lebih 2x24 jam panitia berjibaku memperbaiki lapangan. Yang seharusnya jadi kewajiban kampus, tapi kali ini mahasiswa yang turun tangan. Masya Alloh :)
Bukan hanya sekedar memperbaiki, tetapi luas lapangan sekitar 40x20 meter ini, semalam suntuk panitia berjibaku untuk men-cat disetiap lini-lini lapangan. Bayangkan di-cat kawan! Satu yang membuat bangga saat itu, terpampang logo EVO ditengah lapangan, lengkap dengan warna khasnya : merah, kuning dan biru.
Bagaimana tidak semangat para atlet yang bertanding? Bukan hanya mahasiswa, tapi banyak juga teman-teman SMA yang turut jadi peserta saat itu. Terbukti semangat itu juga ditularkan oleh peserta ke penonton. Makanya, selama acara berlangsung. Lapangan Futsal tidak pernah sepi dari penonton, walaupun bersamaan dengan itu ada penampilan musik di lobbi atau bahkan Semnas di Lt. 12. Ckkckck, amazing dn suatu prestasi buat Panitia.