11 SEPTEMBER 2001 - 11 SEPTEMBER 2012
DIRGAHAYU HME TERCINTA
Bagian diri yang menggantung, akan pengorbanan hakiki yang berlandaskan cinta almamater.
11 Tahun adalah bukan suatu kebetulan.
Dimana proses panjang yang telah menghantarkan akan kesinergisan antara perjuangan dan hasil.
Entah berapa banyak lagi peluh yang menghujam dan tak ayal
sering terjadi perpecahan.
Tapi inilah kehidupan, yang telah menghantarkan pemiliknya pada sebuah metamorfosa akan sebuah kedewasaan.
HME, adalah awal mula pijakkan kaki saat berdiri.
Ia bagai dayung bersambut yang menghantarkan diri ini pada kemahasiswaan yang sesungguhnya.
Telah mengajarkan diri ini akan arti dari kepemimpinan, dan sempat merasakan amanah yang tidak semua orang mengembannya.
Bangga bercampur haru, pada hari ini merahnya HME telah dibuktikan - betapa kuat dan beraninya menghadapi semua aral penuh onak.
Birunya HME bagai laut yang dalam, kesinergisan antara ombak yang terjal - tetapi tetap pada beningnya dan membawa seseorang pada puncak teknokrasi.
Kuningnya tetap menunjukkan betapa gagah dan kokohnya semangat perjuangan, tetap wibawa walau umur masih belia. Ia katakan, "Pikiranku tidak sebelia umurku"
Selamat berjuang HME.
Banyak pelajaran yang dapat diri ini rengkuh bersamanya, sedih, senang, suka maupun duka.
Telah cukup waktu 4 tahun menggoreskan proses taaruf panjang antar generasi,
antara diri ini dan HME tercinta.
***
Kibarkan panjimu
Diseluruh dunia, demi menjunjung HME kita
Selasa, 11 September 2012
Jumat, 07 September 2012
Amanah-amanah Itu adalah Bentuk Tarbiyah Langsung dari Alloh
Pernahkah Anda berpikir tentang “Kenapa amanah ini harus diberikan pada saya?” atau “Saya tidak bisa menerima amanah ini karena khawatir tidak bisa amanah dalam menjalankannya.” atau “Kenapa saya selalu diamanahkan di sini?” atau dan lain sebagainya.
Pikiran-pikiran tersebut adalah hal yang lumrah atau biasa terjadi dalam pikiran setiap orang bahkan para aktivis dakwah sekalipun mungkin pernah merasakan dan mengalaminya. Akan tetapi saudaraku, sadarkah Anda bahwa pikiran-pikiran tersebut menunjukkan bahwa Anda sedang mendoktrin diri Anda dengan pikiran-pikiran negatif. Betapa tidak, ketika pertanyaan “Kenapa amanah ini harus diberikan pada saya?” muncul dalam pikiran kita, maka Anda telah berusaha menutup celah energi positif pemimpin/ qiyadah Anda yang telah mempercayai Anda sebagai orang yang mampu menjalankan amanah itu dan hal ini juga menunjukkan bahwa Anda tidak “sami’na wa atho’na” dengan keputusan qiyadah, lebih parah lagi jika hal ini adalah keputusan syuro.
Lantas pertanyaannya adalah “Dimanakah konsep pemahaman prinsip Qiyadah wal Jundiyah yang biasa Anda katakan telah Anda pahami?” Maka dengan tegas saya katakan “Tidak”, Anda tidak betul-betul memahaminya ketika konsep tersebut tidak terinternalisasi di dalam diri Anda. Ketika sudah terinternalisasi di dalam diri Anda tentunya akan melahirkan energi positif bahwa Anda mampu melaksanakannya dengan seluruh kemampuan yang Anda miliki.
Saudaraku, keinginan Anda untuk memegang amanah itulah yang akan menjamin bahwa Anda bisa amanah dalam menjalankannya. Bedakan konteksnya dengan ”memilih amanah” atau ”mengharapkan amanah”, karena ”keinginan” yang saya maksud di sini adalah menerima bahwa Anda akan menjalankannya dengan semampu Anda dengan seluruh daya yang Anda miliki. Saudaraku, ketika kita sudah mengazamkan diri untuk menjadi batu bata dakwah, maka tuntutan seperti apapun harus kita pelajari. Lahirkanlah energi positif bahwa kita mampu mempelajarinya. Jangan pernah berkecil hati ketika kita selalu dihadapkan dengan amanah yang sama, karena bisa jadi dengan amanah yang sama itulah kita akan menjadi pakar di bidangnya. Mungkin, memang amanah itu terlalu kecil bagi kita, akan tetapi jangan biarkan pikiran-pikiran kecil pun masuk ke dalam pikiran kita.
Pikirkanlah hal-hal yang besar yang akan membuat Anda menjadi optimal dalam menjalankan amanah Anda. Pikirkanlah hal-hal yang besar yang akan menjadikan Anda menjadi orang yang besar. Satu contoh misalnya, ketika Anda diamanahkan menjadi humas dalam suatu kegiatan, maka berpikirlah bahwa Anda sedang dididik untuk menjadi seorang diplomat. Dan contoh lainnya misalnya, ketika Anda diamanahkan menjadi bendahara kegiatan, maka berpikirlah bahwa Anda sedang dididik untuk menjadi seorang mentri keuangan.
Begitu seterusnya, ciptakanlah pikiran-pikiran besar dalam pikiran Anda. Karena sesungguhnya, amanah-amanah itu adalah bentuk tarbiyah langsung dari Allah untuk menjadikan kita sebagai orang yang besar.
Minggu, 02 September 2012
SEGITIGA DAYA
DAYA AKTIF, DAYA REAKTIF DAN DAYA SEMU
Telah dipahami dan dianalisa tentang teori daya listrik pada arus bolak-balik, bahwa disipasi daya pada beban reaktif (induktor dan kapasitor) relatif kecil, namun fakta menunjukkan bahwa pada beban reaktif terjadi sentakan arus dan tegangan jatuh pada terminalnya, ini memberi kesan seolah-olah beban reaktif benar-benar mendisipasi daya secara nyata. Fakta ini disebut sebagai Daya Reaktif (Reactive Power) yang dimensi ukurnya dalam satuan VAR (Volt-Amps-Reaktif) bukan dalam satuan Watt.
Simbol matematika untuk daya reaktif disepakati adalah Q dan besar daya sebenarnya yang digunakan atau yang hilang (disipasi daya) dalam rangkaian disebut Daya Aktif (True Power) yang dimensi ukurnya dalam satuan Watt dan disepakati dilambangkan dengan huruf besar P. Kombinasi dari daya reaktif dan daya aktif disebut Daya Semu (Apparent Power) yang merupakan produk dari suatu rangkaian yang memiliki tegangan dan arus tanpa merujuk pada sudut phasa. Dimensi ukur dari daya semu dalam satuan VA (Volt-Amps) dan kesepakatan lambang dengan huruf S.
Sebagai sebuah kaidah, daya aktif merupakan fungsi dari elemen rangkaian disipasi yang umumnya berupa resistansi (R) dan daya reaktif merupakan fungsi dari suatu elemen rangkaian reaktansi (X) dan umumnya dapat berupa induktansi (L) atau capasitansi (C). Daya semu adalah fungsi dari suatu rangkaian impedansi total (Z).
Karena kita berurusan dengan perhitungan besaran skalar dari daya yang kompleks mulai dari besaran seperti tegangan, arus dan impedansi maka harus diwakili oleh magnitudo polar, bukan dengan bilangan riil atau imajiner dari komponen rectangular.
Sebagai contoh, jika saya menghitung daya aktif dari arus dan resistansi, saya harus menggunakan magnitudo polar untuk arus dan bukan hanya bilangan riil atau imajiner saja bagian dari arus dan jika saya menghitung daya semu dari tegangan dan impedansi, kedua besaran komplek tersebut sebelumnya harus diturunkan atau direduksi ke magnitudo polar mereka untuk aritmatika skalar.
Ada beberapa persamaan yang menghubungkan ketiga jenis daya yaitu resistansi, reaktansi dan impedansi yang semuanya menggunakan besaran skalar :
Perlu diketahui bahwa ada dua persamaan untuk perhitungan daya aktif dan daya reaktif dan ada tiga persamaan untuk perhitungan daya semu. Periksa rangkaian berikut dan lihat bagaimana ketiga jenis daya saling berhubungan: sebuah beban resistif murni pada Gbr.1, beban reaktif murni pada Gbr.2 dan beban campuran resistif dan reaktif pada Gbr.3 di bawah ini.
Ketiga jenis daya aktif, reaktif, dan semu berhubungan satu sama lain dalam bentuk trigonometri. Hubungan antara daya tersebut dinamakan Segi Tiga Daya (The Power Triangle) seperti diperlihatkan pada Gbr.4 di atas.
Gunakan hukum rumus trigonometri untuk menghitung panjang dari setiap sisi atau jumlah besaran seluruh daya, jika telah diketahui panjang dua sisi lainnya atau panjang salah satu sisi dengan sudutnya.
Kesimpulan :
Energi yang disipasi atau dihamburkan oleh beban disebut sebagai daya aktif. Daya aktif dilambangkan oleh huruf P dan diukur dalam satuan W (Watt).
Energi hanya terserap dan kembali ke sumbernya karena sifat beban yang reaktif ini maka disebut sebagai daya reaktif. Daya reaktif dilambangkan dengan huruf Q dan diukur dalam satuan VAR (Volt-Amps-reaktif).
Energi total dalam rangkaian arus bolak-balik, baik dihamburkan, diserap ataupun yang kembali disebut sebagai daya semu. Daya semu dilambangkan dengan huruf S dan diukur dalam satuan VA (Volt-Amps).
Ketiga jenis daya secara trigonometri terkait satu sama lain. Dalam segi tiga siku-siku, P adalah garis mendatar yang mengapit sudut, Q adalah garis tegak dihadapan sudut dan S adalah garis sisi miring dan mengapit sudut. Sudut yang diapit garis adalah sudut phasa rangkaian impedansi (Z).
Langganan:
Postingan (Atom)