Amanah-amanah Itu adalah Bentuk Tarbiyah Langsung dari Alloh
Pernahkah Anda berpikir tentang “Kenapa amanah ini harus diberikan pada saya?” atau “Saya tidak bisa menerima amanah ini karena khawatir tidak bisa amanah dalam menjalankannya.” atau “Kenapa saya selalu diamanahkan di sini?” atau dan lain sebagainya.
Pikiran-pikiran tersebut adalah hal yang lumrah atau biasa terjadi dalam pikiran setiap orang bahkan para aktivis dakwah sekalipun mungkin pernah merasakan dan mengalaminya. Akan tetapi saudaraku, sadarkah Anda bahwa pikiran-pikiran tersebut menunjukkan bahwa Anda sedang mendoktrin diri Anda dengan pikiran-pikiran negatif. Betapa tidak, ketika pertanyaan “Kenapa amanah ini harus diberikan pada saya?” muncul dalam pikiran kita, maka Anda telah berusaha menutup celah energi positif pemimpin/ qiyadah Anda yang telah mempercayai Anda sebagai orang yang mampu menjalankan amanah itu dan hal ini juga menunjukkan bahwa Anda tidak “sami’na wa atho’na” dengan keputusan qiyadah, lebih parah lagi jika hal ini adalah keputusan syuro.
Lantas pertanyaannya adalah “Dimanakah konsep pemahaman prinsip Qiyadah wal Jundiyah yang biasa Anda katakan telah Anda pahami?” Maka dengan tegas saya katakan “Tidak”, Anda tidak betul-betul memahaminya ketika konsep tersebut tidak terinternalisasi di dalam diri Anda. Ketika sudah terinternalisasi di dalam diri Anda tentunya akan melahirkan energi positif bahwa Anda mampu melaksanakannya dengan seluruh kemampuan yang Anda miliki.
Saudaraku, keinginan Anda untuk memegang amanah itulah yang akan menjamin bahwa Anda bisa amanah dalam menjalankannya. Bedakan konteksnya dengan ”memilih amanah” atau ”mengharapkan amanah”, karena ”keinginan” yang saya maksud di sini adalah menerima bahwa Anda akan menjalankannya dengan semampu Anda dengan seluruh daya yang Anda miliki. Saudaraku, ketika kita sudah mengazamkan diri untuk menjadi batu bata dakwah, maka tuntutan seperti apapun harus kita pelajari. Lahirkanlah energi positif bahwa kita mampu mempelajarinya. Jangan pernah berkecil hati ketika kita selalu dihadapkan dengan amanah yang sama, karena bisa jadi dengan amanah yang sama itulah kita akan menjadi pakar di bidangnya. Mungkin, memang amanah itu terlalu kecil bagi kita, akan tetapi jangan biarkan pikiran-pikiran kecil pun masuk ke dalam pikiran kita.
Pikirkanlah hal-hal yang besar yang akan membuat Anda menjadi optimal dalam menjalankan amanah Anda. Pikirkanlah hal-hal yang besar yang akan menjadikan Anda menjadi orang yang besar. Satu contoh misalnya, ketika Anda diamanahkan menjadi humas dalam suatu kegiatan, maka berpikirlah bahwa Anda sedang dididik untuk menjadi seorang diplomat. Dan contoh lainnya misalnya, ketika Anda diamanahkan menjadi bendahara kegiatan, maka berpikirlah bahwa Anda sedang dididik untuk menjadi seorang mentri keuangan.
Begitu seterusnya, ciptakanlah pikiran-pikiran besar dalam pikiran Anda. Karena sesungguhnya, amanah-amanah itu adalah bentuk tarbiyah langsung dari Allah untuk menjadikan kita sebagai orang yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar