Masih duduk terpaku : khayal
Kenyataan yang seharusnya dibuai oleh nafsu-nafsu sesaat.
Terlalu dzolim dengan diri sendiri, terkadang hanya buaian sesaat yang tak lepas dari kata mimpi.
Mimpi merubah suatu keadaan.
Tetapi kenyataannya keadaan yang membawa ranah, dimana ranah kering akan dentuman cinta.
: Suatu saat,
bermanja pada sebuah konsep yang jelas terbangun oleh keadaan yang disekitar
Tak jarang miris dengan keadaan yang menimpa saat ini, tak lekang oleh sebuah malapetaka akhir
siap melahap bahu demi bahu sekelilingnya.
Masih terpaku dengan kesepian, kesepian yang siap menghantarkan tuannya pada sebuah terminal akhir
yang disebut penyesalan.
Hina dimata dunia, bukan berarti hina dimata tuhan.
Tak tahu kemana konsep-nya yang jelas sebuah penghayatan penuh curiga dan sistem yang keliru!
Penyesalan adalah gerbang akhir, tempat-tempat orang merugi
Hanya ada satu : air-mata.
Penuh cemooh, caci bahkan maki, terlempar dari kubangan peluh yang jarang disiram rintik tilawah akan tuhannya. Kemana? Sesekali menyeka air yang keluar dari mata? Apa namanya??
Baru bisa berkata : Sadis? Ampun?
Penyelesaian hanya seputaran fikir penuh curiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar