Telah saya lalui, kurang lebih 3 semester disini.
Mengarungi berbagai badai, yang seolah saling bergantian menerpa - bahkan tidak jarang menerjang. Berusaha untuk menjadi amanah rakyat, yang sekiranya sudah saya azzam dan tekadkan bulat-bulat. Bahwa saya, akan menjadi abdi yang setia. Ditengah maraknya aktifitas internal maupun eksternal, saya kira azzam itu insha ALLOH, slalu melekat dibenak saya.
Oya,
disadari atau tidak, bahwasannya amanah ini adalah salah satu bentuk nikmat yang ALLOH berikan kepada saya. Sekali-kali tidak pernah saya katakan ini ujian atau musibah, walaupun tidak banyak yang mengatakan "amanah adalah musibah", atau bahkan tidak jarang, dibeberapa pertemuan atau acara yang mengharuskan saya bicara, terkadang saya katakan ini "musibah".
Tetapi, itu semua tidak lepas dari lelucon semata ; yang mengisyaratkan akan abdi seorang jundi dan pekerja sosial seperti saya, bahwasanya saya tidak ingin dikatakan orang terlalu ambisius terhadap ini. Karena kembali lagi, amanah tetaplah amanah, yang harus diselesaikan.
*** Btw, tulisan saya "acak-kadut" yaa??
Oke.. (Sengaja saya buat sekena mungkin).
=========================================================================
Guys..
Pernah terlintas dalam diam saya, akhir-akhir ini sih..
Seiring waktu yang sebentar lagi akan menuntut saya untuk turun (Yeah!!! Hore..)
Seolah-olah girang ya???
Hm,,
dibalik itu semua, ada satu rasa yang saya pendam. Akan sebuah tuntutan akan "perfectionist" amanah. Saya khawatir, jika kerja keras saya selama ini, terlalu dianggap orang monoton.
Tapi, biarlah... Lagi pula yang "punya-score", tuhan yaa???
Apapun yang saya lakukan selama ini, hanya untuk lembaga dan rakyat. Sebagaimanapun, mereka menilai tetap saya jadikan bahan motivasi untuk belajar.
Karena, sangat saya syukuri, lembaga ini yang telah mengajarkan saya akan arti sebuah kesabaran.
Sabar dikala, staff tidak hadir. Sabar dikala, banyak staff yang ingin mengundurkan diri. Sabar dikala, program-program banyak yang dipertanyakan.
Dan masih banyak kesabaran lainnya....
Itu baru sebagian kecil, pengajaran "gaib" yang saya dapatkan melalui lembaga, yang sering kali membuat saya terbebani dengan ungkapan-ungkapan orang atau panggilan orang terhadap saya
"bapak kahim", "Oh... No..., saya sebenarnya agak risih dengan sebutan seperti itu. Tak apalah, lagi-lagi saya jadikan motivasi. Untuk tetap belajar dan tentu saja bergerak ^^
Oyaaa,
Diatas saya tadi sebutkan pengajaran "gaib", kenapa saya katakan "gaib"???
Karena saya fikir, lembaga yang selalu mengajari saya arti dari beribu arti, mengajari saya arti memimpin.
=========================================================================
Come on, Guys!!!Tetapi, ke-gaib-an ini akan segeara berakhir.Bergerak itu pasti,kadang malas melugaskan kata "berakhir".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar