Minggu, 26 Februari 2012

PERGERAKKAN MAHASISWA


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Perjalanan panjang sejarah Bangsa Indonesia sejak era sebelum dan selama penjajahan, dilanjutkan era merebut dan mempertahankan kemerdekaan sampai dengan mengisi kemerdekaan menimbulkan kondisi dan tuntunan yang berbeda-beda sesuai dengan zamannya. Dengan ini diharap bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang dilandasi jiwa, tekad dan semangat kebangsaan. Semangat perjuangan bangsa yang tidak mengenal menyerah harus dimiliki oleh setiap Warga Negara Republik Indonesia khususnya kalangan Mahasiswa.
Semangat perjuangan bangsa Indonesia mengalami pasang surut sesuai dinamika perjalanan kehidupan yang disebabkan antara lain globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK. Khususnya dibidang informasi. Komunikasi dan tranportasi, sehingga dunia menjadi transparan yang seolah-olah menjadi kampung sedunia tanpa mengenal batas Negara. Kondisi ini menciptakan struktur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta mempengaruhi pola pikir, sikap dan tindakan masyarakat Indonesia.
Semangat perjuangan Bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan dan menghadapi globalisasi, warga negara Indonesia perlu memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku cinta tana
h air serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka bela Negara demi utuh dan tegaknya serta berdaulatnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Disinilah sangat diperlukan peran mahasiswa sebagai kaum yang terpelajar, independen dan memiliki idealisme yang tinggi. Terbukti bahwa sitiap perubahan yang terjadi di negeri ini tidak lepas dari pergerakan dan peran mahasiswa, bahkan mahasiswa selalu tampil sebagai pemeran utama.
Pembicaraan tentang mahasiswa dan gerakannya sudah lama menjadi pokok bahasan dalam berbagai kesempatan pada hampir semua kalangan masyarakat. Begitu banyaknya forum-forum diskusi yang diadakan, telah menghasilkan pula berbagai tulisan, makalah, maupun buku-buku yang diterbitkan tentang hakikat, peranan, dan kepentingan gerakan mahasiswa dalam pergulatan politik kontemporer di Indonesia. Terutama dalam konteks kepeduliannya dalam merespon masalah-masalah sosial politik yang terjadi dan berkembang di tengah masyarakat. Bahkan, bisa dikatakan bahwa gerakan mahasiswa seakan tak pernah absen dalam menanggapi setiap upaya depolitisasi yang dilakukan penguasa. Terlebih lagi, ketika maraknya praktek-praktek ketidakadilan, ketimpangan, pembodohan, dan penindasan terhadap rakyat atas hak-hak yang dimiliki tengah terancam. Kehadiran gerakan mahasiswa sebagai perpanjangan aspirasi rakyat dalam situasi yang demikian itu memang sangat dibutuhkan sebagai upaya pemberdayaan kesadaran politik rakyat dan advokasi atas konflik-konflik yang terjadi pada penguasa. Secara umum, advokasi yang dilakukan lebih ditujukan pada upaya penguatan posisi tawar rakyat maupun tuntutan-tuntutan atas konflik yang terjadi menjadi lebih signifikan. Dalam memainkan peran yang demikian itu, motivasi gerakan mahasiswa lebih banyak mengacu pada panggilan nurani atas kepeduliannya yang mendalam terhadap lingkungannya serta agar dapat berbuat lebih banyak lagi bagi perbaikan kualitas hidup bangsanya.
Dengan demikian, segala ragam bentuk perlawanan yang dilakukan oleh gerakan mahasiswa lebih merupakan dalam kerangka melakukan koreksi atau kontrol atas perilaku-perilaku politik penguasa yang dirasakan telah mengalami distorsi dan jauh dari komitmen awalnya dalam melakukan serangkaian perbaikan bagi kesejahteraan hidup rakyatnya. Oleh sebab itu, peranannya menjadi begitu penting dan berarti tatkala berada di tengah masyarakat. Karena begitu berartinya, sejarah perjalanan sebuah bangsa pada kebanyakan negara di dunia telah mencatat bahwa perubahan sosial (social change) yang terjadi hampir sebagian besar dipicu dan dipelopori oleh adanya gerakan perlawanan mahasiswa.
Alasan utama mengapa penulis menempatkan gerakan mahasiswa dalam tulisan ini adalah tidak lain karena peran gerakan mahasiswa tersebut sebagai pelopor dan penggerak dalam membela rakyat dari berbagai tirani dan segala bentuk ketimpangan yang terjadi di Indonesia. Mahasiswa dan gerakannya yang senantiasa mengusung panji-panji keadilan, kejujuran, selalu hadir dengan ketegasan dan keberanian. Walaupun memang tak bisa dipungkiri, faktor pemihakan terhadap ideologi tertentu turut pula mewarnai aktifitas politik mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya yang tak kalah besar dari kekuatan politik lainnya. Mahasiswa yang merupakan sosok pertengahan dalam masyarakat yang masih idealis namun pada realitasnya terkadang harus keluar dari idealitasnya. Pemihakan terhadap ideologi tertentu dalam gerakan mahasiswa memang tak bisa dihindari. Pasalnya, pada diri mahasiswa terdapat sifat-sifat intelektualitas dalam berpikir dan bertanya segala sesuatunya secara kritis dan merdeka serta berani menyatakan kebenaran apa adanya. Sebuah konsep yang cukup ideal bagi sebuah pergerakan mahasiswa walau t
idak jarang pemihakan-pemihakan tersebut tidak pada tempatnya.
Pada mahasiswa kita mendapatkan potensi-potensi yang dapat dikualifikasikan sebagai modernizing agents. Praduga bahwa dalam kalangan mahasiswa kita semata-mata menemukan transforman sosial berupa label-label penuh amarah, sebenarnya harus diimbangi pula oleh kenyataan bahwa dalam gerakan mahasiswa inilah terdapat pahlawan-pahlawan damai yang dalam kegiatan pengabdiannya terutama didorong oleh aspirasi-aspirasi murni dan semangat yang ikhlas. Kelompok ini bukan saja haus edukasi, akan tetapi berhasrat sekali untuk meneruskan dan menerapkan segera hasil edukasinya itu, sehingga pada gilirannya mereka itu sendiri berfungsi sebagai edukator-edukator dengan cara-caranya yang khas.
Masa selama studi di kampus merupakan sarana penempaan diri yang telah merubah pikiran, sikap, dan persepsi mereka dalam merumuskan kembali masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Kemandegan suatu ideologi dalam memecahkan masalah yang terjadi merangsang mahasiswa untuk mencari alternatif ideologi lain yang secara empiris dianggap berhasil. Maka t
idak jarang, kajian-kajian kritis yang kerap dilakukan lewat pengujian terhadap pendekatan ideologi atau metodologis tertentu yang diminati. Tatkala, mereka menemukan kebijakan publik yang dilansir penguasa tidak sepenuhnya akomodatif dengan keinginan rakyat kebanyakan, bagi mahasiswa yang committed dengan mata hatinya, mereka akan merasa terpanggil sehingga terangsang untuk bergerak.
Dalam kehidupan gerakan mahasiswa terdapat jiwa patriotik yang dapat membius semangat juang lebih radikal. Mereka sedikitpun t
idakkan ragu dalam melaksanakan perjuangan melawan kekuatan tersebut. Berbagai senjata ada di tangan mahasiswa dan bisa digunakan untuk mendukung dalam melawan kekuasaan yang ada agar perjuangan maupun pandangan-pandangan mereka dapat diterima. Senjata-senjata itu, antara lain seperti petisi, unjuk rasa, boikot atau pemogokan, hingga mogok makan. Dalam konteks perjuangan memakai senjata-senjata yang demikian itu, perjuangan gerakan mahasiswa jika dibandingkan dengan intelektual profesional, lebih punya keahlian dan efektif.
Kedekatannya dengan rakyat terutama diperoleh lewat dukungan terhadap tuntutan maupun selebaran-selebaran yang disebarluaskan dianggap murni pro-rakyat tanpa adanya kepentingan-kepentingan lain mengiringinya. Adanya kedekatan dengan rakyat dan juga kekuatan massif mereka menyebabkan gerakan mahasiswa bisa bergerak cepat berkat adanya jaringan komunikasi antar mereka yang aktif layaknya bola salju, semakin lama semakin besar. Oleh karena itu, sejarah telah mencatat peranan yang amat besar yang dilakukan gerakan mahasiswa selaku prime mover terjadinya perubahan politik pada suatu negara. Secara empirik kekuatan mereka terbukti dalam serangkaian peristiwa penggulingan
. Akan tetapi, walaupun sebagian besar peristiwa penggulingan kekuasaan itu bukan menjadi monopoli gerakan mahasiswa sampai akhirnya tercipta gerakan revolusioner. Namun, gerakan mahasiswa lewat aksi-aksi mereka yang bersifat massif politis telah terbukti menjadi katalisator yang sangat penting bagi penciptaan gerakan rakyat dalam menentang kekuasaan tirani untuk mengubah kondisi menjadi lebih baik.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah Bagaimana pentingnya kita memperjuangkan hak asasi mahasiswa, dalam mengisi kemerdekaan Indonesia. Baik berpartisipasi politik, maupun hanya mengeluarkan pendapat.

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Agar Mahasiswa dapat lebih mengetahui seberapa pentingnya pergerakan mahasiswa di Indonesia.
2. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti atau menjadi salah satu peserta dalam kegiatan LKMM – TM (Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa – Tingkat Menengah) di UNILA, Bandar Lampung.

















BAB II
PEMBAHASAN

A.  ABSTRAK
Mahasiswa dikenal dalam masyarakat sebagai kaum inteletual yang selalu berpikir baru dan bergerak. Ada juga yang mengatakan mahasiswa adalah agen of change (agen perubahan) yang selalu berada di garis terdepan dalam memperjuangkan suatu perubahan untuk mencapai sesuau yang lebih baik.
Mungkin banyak masyarakat yang bertanya “Kenapa Soeharto bisa lengser dengan gerakan mahasiswa?” Sebenarnya apa yang menjadi landasan dari munculnya gerakan mahasiswa dengan ritme-nya yang cukup panjang dalam alur sejarah bangsa ini? Mengapa  gerakan mahasiswa  seolah-olah diidentikan dengan keharusan sejarah yang harus terjadi dalam alur masyarakat modern ini?
Tentunya kita tidak mungkin akan bisa menjawab itu semua secara utuh dan medetail namun, ada baiknya apabila kita setiap saat selalu mempertanyakan kembali tentang mengapa gerakan mahasiswa itu sendiri secara sederhana dan mendasar.

 

B.  LANDASAN PEMIKIRAN
Paradigma pemikiran dari sebuah gerakan harus di bangun berlandaskan landasan nilai-nilai kemanusian dan moralitas serta rasionalitas yang benar dan bukan sikap emosional yang cenderung nantinya mendorong kita nanti bersikap reaksioner. Sebuah gerakan tidaklah bisa lahir begitu saja tanpa suatu landasan pemikiran yang jelas dan rasional.
Sebuah Gerakan haruslah membutuhkan sebuah landasan (teori) dalam bertindak (praktek), karena apabila tidak dilandasi strategi dan taktik, sebuah gerakan itu akan terjebak kepada :
·      Sikap Aktivisme (ikut-ikutan) dari pelaku gerakan tersebut
·      Tidak mengenal arah dan orientasi
·      Gampang sekali dipatahkan dan dihancurkan
·      Sulit dikendalikan atau dikontrol
Karenanya penting sekali untuk diketahui bersama tentang landasan dan bangunan dasar (infrastruktur) dari suatu gerakan tersebut.

C.  GERAKAN
Gerakan adalah suatu bentuk usaha kerja bersama yang terarah dan berkelanjutan untuk melakukan sebuah perubahan tatanan kehidupan sosial-budaya, ekonomi-politik dan hukum dari sebuah kondisi sebelumnya yang buruk menuju kondisi yang lebih baik (ideal).
Dalam hal ini pengertian dari usaha bersama ini adalah syarat kunci dari suatu gerakan, dan hal itu juga berlaku terhadap golongan anarkis yang selalu sesumbar bisa melakukan aksi-individu sebagai manifestonya dalam memaknai dirinya sebagai individu yang bebas dan universal. Hal ini dikarenakan yang dimaknai sebagai gerakan tentulah tidak bisa dilakukan secara individual karena bentuk perubahan yang diinginkan tentunya dalam skala yang besar. Karena itu pengertian gerakan sangat berbeda dengan apa yang kita namakan sebagai gerak-gerik, dimana pengertian terakhir itu tentulah bisa dilakukan secara individu yang bergerak (berinteraksi) bebas kesana-kemari.
Dalam sejarah perkembangan masyarakat telah terbukti bahwa, yang namanya gerakan selalu dilakukan secara kolektif (bersama) tidak pernah dalam sejarah seorang manusia bisa melakukan aksi-individu dalam merubah tatanan masyarakat, seperti yang sering didengung-dengungkan oleh kalangan anarkisme. Seperti yang telah diuraikan, bahwa tentunya alasan kita bergerak karena didorong oleh hakikat dari adanya suatu penindasan dan rasa ketidakadilan yang berjalan di atas nilai-nilai kemanusiaan.
Pada umumnya tidaklah pasti setiap orang atau sekelompok masyarakat yang di tindas selalu melawan dengan melakukan gerakan perlawanan terhadap si penindas tersebut.
Tentulah hal itu harus terletak atas kesadaran dari setiap individu atau kelompok yang ingin melakukan sebuah perubahan itu tersebut. Hal itu dikarenakan bahwa perubahan itu tidak akan datang secara tiba-tiba dari langit menghampiri kita, karena itu orang-orang yang merasa tertindaslah (paling dirugikan) yang harus merasa paling ingin perubahan itu dan memposisikan dirinya sebagai pelaku dari gerakan tersebut.
Keharusan kita bergerak tidaklah harus diartikan dengan setelah kesiapan wacana kita dalam memahami hakekat penindasan itu sendiri. Realitas akan penindasan terekam secara utuh di setiap kepala rakyat kecil Indonesia. Referensi hanya menguraikan bagaimana penindasan itu berlangsung dan terjadi.
Mengenai dimana kita bergerak idealnya adalah di suatu tempat berlangsungnya suatu proses penindasan itu terjadi.
Karena itu apabila kita tinggal di Indonesia maka yang akan kita bicarakan terlebih dahulu adalah bentuk penindasan yang terjadi di negeri ini. Apabila kita mahasiswa yang kuliah di Bali maka yang terdekat bisa kita lakukan tentunya ada di sini.
Dengan memahami bentuk penindasan yang terjadi maka pada dasarnya, sekalipun tipikal masyarakat itu berbeda-beda (heterogen) namun mekanisme penindasan yang berjalan oleh kekuasaan tetaplah sama dan seragam..dan memiliki efek yang sama kepada setiap masyarakat.
Secara umum kita masih mempunyai kedua tangan kita untuk melakukan perlawanan, kita masih mempunyai mulut untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan dan kita masih mempunyai hati.
Secara khusus kita menggunakan organisasi sebagai alat perjuangan kita. Dengan menggunakan organisasi maka kita telah lebih maju selangkah dalam merasionalisasikan segala bentuk pemikiran / ide-ide akan perubahan itu kedalam distribusi pemikiran dan pekerjaan di antara pelaku gerakan itu sendiri.
Dari gambaran diatas, apakah kita sepakat dengan landasan bergerak kita didasari oleh moral yang melihat sebuah proses penindasan, proses ketidakadilan, dan proses kesewenang-wenangan yang di lakukan oleh kaum penindas terhadap kaum tertindas ?
Kalau Ya! Mari kita berjuang bersama-sama untuk melawan setiap bentuk penindasan.
Kalau Tidak! Memposisikan diri sebagai pelaku perubahan tersebut maka kalian akan berhadapan dengan Kami yang Tertindas !!
Dan siap-siap Kami suruh apabila momentum dari arus perubahan itu sudah terbangun.
Proses kesadaran dalam membangun sebuah organisasi perlawanan memang  membutuhkan waktu yang sangat panjang. Kita mahasiswa sebagai “Rakyat Terdidik” hanya mempunyai waktu yang relatif cukup singkat, antara 5 sampai dengan 7 tahun dibangku perkuliahan dengan metode pengajaran dibangku kuliah yang kapitalistik. Mahasiswa dipaksa dan diseret pada suatu realitas akan pilihan dia untuk menyelesaikan kuliahnya secepatnya. (tapi tidak sepenuhnya dapat menjawab kemana atau akan apa mahasiswa setelah jadi sarjana). Hal inilah yang membuat kita sebagai pelaku gerakan itu lupa atau tidak sadar untuk menanamkan nilai-nilai perjuangannya itu, sehingga kita dan “Rakyat terdidik” lainnya cenderung menjadi aktivisme (dari aksi ke aksi) tanpa mempunyai landasan gerakan yang benar. Dari situlah kita dituntut untuk membangun kesadaran melalui proses transformasi kepada “Rakyat Terdidik” (mahasiswa) lainnya, dan hal itu bukanlah semacam doktrinisasi. Hal inilah yang membuat kita tidak sadar atau lupa untuk membangun kesadaran politik dengan landasan bergerak yang benar. Dari situlah kita di haruskan melakukan proses transformasi nilai-nilai perjuangannya (kaderisasi) kepada generasi selanjutnya untuk tetap bisa menjaga nilai-nilai idealisme perjuangan kita, serta agar gerakan tersebut terus berlangsung tidak berhenti sampai disini saja.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa sejarah yang telah dilakukan oleh gerakan mahasiswa tentunya tidak luput juga dari kesalahan-kesalahan sebagai layaknya manusia yang khilaf dan lemah. Bukan menjadi suatu rahasia lagi kalau figur-figur dari gerakan mahasiswa ‘98 itu bahkan juga hal itu terjadi di Bali, kadang arogan (angkuh), bertingkah reaksioner, tak bisa menahan diri (emosional), terkesan memaksakan kehendak sehingga nuansa intrik lebih banyak ada ketimbang kritik-membangun, dan kalau sudah begini bakal terjadi stagnasi (kemandekan dari suatu gerakan tersebut), dikarenakan terlalu banyaknya konflik ditubuh gerakan itu sendiri. Kondisi itulah akhirnya banyak membawa perpecahan ditubuh mahasiswa itu sendiri, dan perpecahan tersebut lebih banyak terjadi di karenakan faktor ekstensialis dari pelaku-pelaku Gerakan itu sendiri.
Karena itu kita tidak bisa berlarut-larut melemparkan tudingan bahwa ini adalah kesalahannya siapa dan  siapa yang harus bertanggungjawab?
Sebagai Individu yang memposisikan dirinya sebagai pelaku dari gerakan itu, maka segala bentuk persoalan tersebut jelas adalah tanggung jawab moral kita
Untuk kedepannya kita harus menghindarkan sikap Opotunitis. Sikap oportunisme sangat potensial melahirkan sikap tidak pernah konsisten terhadap apa yang kita yakini dari sebuah jalannya perubahan, dan hal ini dikarenakan dilandasi oleh metode bergerak yang salah, alias tidak memahami tentang landasan pemikiran dan kerja-kerja gerakan.
Sikap Ikutan arah angin ini tentunya akan sangat membahayakan bagi suatu gerakan perubahan. Dengan adanya pelaku gerakan yang oportunis maka niscaya bukannya langkah kemajuan yang kita dapatkan namun justru segudang permasalahan yang kita dapati.




D.  PERGERAKAN MAHASISWA
Modal dan strategi dasar yang harus dimiliki mahasiswa yang merasa menjadi aktifis pergerakan dapat gambarkan dibawah ini :

·       Jaga prestasi akademik
Tugas utama mahasiswa adalah belajar, karena kedudukan di kampus membawa implikasi bahwa mahasiswa adalah seorang akademisi, pemikir, bergerak secara logis dan terukur. Kualitas intelektual kita terukur lewat nilai-nilai dari mata kuliah yang kita ikuti. Ingat bahwa teriakan berantas kebodohan, menggelikan ketika keluar dari mulut mahasiswa bodoh!
·       Madzab
Pemikiran dan strategi pergerakan mahasiswa juga harus dikuasai. Ini bisa dilakukan dengan banyak membaca sejarah pergerakan mahasiswa diberbagai negara lain, membaca biografi tokoh pergerakan mahasiswa dimanapun berada, dan tentu saja yang sangat urgent adalah sejarah dan benang merah pergerakan mahasiswa di Indonesia. Jangan sampai mahasiswa mengulang kesalahan yang dilakukan mahasiswa di era sebelumnya.
·       Benih-benih Entrepreneurship
Mahasiswa harus berusaha mengatasi masalah finansial, karena kita harus memberikan teladan dan success story kepada masyarakat berhubungan dengan kemandirian finansial. Ingat, mahasiswa pemalas yang tidak bebas dari penyakit finansial, absurd ketika berteriak bebaskan rakyat dari kemiskinan. Kemandirian organisasi dan personelnya dari “sumbangan” pihak lain yang punya kepentingan, membuat independensi organisasi mahasiswa terjaga. Membuat teriakan kita tetap lantang kepada siapapun tanpa pandang bulu.
·       Konsistensi Perdjoeangan
Adalah kekuatan karakter aktifis mahasiswa. Pahami hakekat dari kritik-kritik yang kita lakukan. Logikanya mahasiswa koruptor jam kuliah, tidak pantas berteriak anti-korupsi. Think globally, but act locally.
·       Public Speaking dan Leadership,
Faktor penting dalam mempengaruhi orang, karena tidak mungkin mahasiswa dengan leadership dan public speaking yang buruk mengkritik kepemimpinan nasional.
·       Opini lewat Tulisan
Adalah faktor penting dalam teknik mempengaruhi ala mahasiswa. Kualitas pikir seseorang diukur dari kualitas tulisan yang dihasilkan. Pergerakan mahasiswa tak akan lepas dari masalah intelektualitas, daya pikir, daya kreatif dan perilaku berbasis otak yang lain.

E.  PERGERAKAN MAHASISWA 2.0
Modal pergerakan mahasiswa diatas harus dikuasai, karena itu adalah modal minimal. Meskipun itu semua tidak cukup ketika kita bergerak di era dunia datar dengan perkembangan internet dan web yang semakin pesat yang saat ini menuju ke generasi kedua (Web-2.0).
Barrack Obama tidak hanya mengandalkan tim suksesnya secara penuh ketika mengupload video pidato dan kampanye lewat YouTube, tapi sebagian diupload oleh para pemilihnya dengan sukarela. Inilah keindahan user-generated content. Influence tactics ala Web 2.0 ini saya yakin bisa dimanfaatkan oleh aktifis pergerakan mahasiswa, sehingga berbagai opini yang kita keluarkan akan lebih bergema, lebih luas dipahami masyarakat, dan wacana ini akan banyak dinikmati mahasiswa lain karena mahasiswa adalah pengakses
internet di Indonesia yang terbesar. Ingat menurut InternetWorldStats.com pengguna internet di Indonesia mencapai 20 juta, dan menurut situs lainnya bahkan 28 juta. Pengguna Internet di Indonesia, lebih banyak daripada Spanyol atau negara tetangga kita yang ada di Asia. Tidak ada oplah media massa di Indonesia yang melebih angka 20 atau 28 juta, kecuali TV tentunya yang menurut berbagai data mencapai angka 40 juta.
Jika digambarkan, pergerakan mahasiswa generasi kedua alias 2.0  seperti gambar di bawah :

·       Tebar Keshalehan Sosial dan Kreatifitas Maya
Ini adalah sumbangan besar mahasiswa plus sebagai solusi nyata untuk masyarakat. Efek langsungnya mungkin ke pengguna Internet, tapi efek tidak langsungnya bisa ke masyarakat yang bahkan tidak mengenal Internet. Misalnya, download materi IlmuKomputer.com mungkin hanya bisa dilakukan oleh pengguna Internet. Tapi ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya dapat dimanfaatkan oleh dosen dan guru untuk mengajar anak didik yang berada di berbagai pelosok tanak air.
·       Lakukan Image Branding Lewat Dunia Maya
Sekali lagi dengan 20-28 juta penguna, internet adalah media massa yang paling efisien dan efektif untuk melakukan marketing dan branding baik untuk personal maupun organisasi.
·       Webpreneurship
Arah entrepreneurship yang sudah kita pupuk sebelumnya, mungkin bisa dikembangkan ke arah technopreneurship, khususnya webpreneurship. Organisasi pergerakan mahasiswa bisa membangun lini bisnis yang memikirkan berbagai bisnis model yang menarik, dan dari sinilah operasional organisasi dibiayai. Kemandirian finansial ini adalah teladan yang baik bagi masyarakat, membuat teriakan lantang kita tentang pembebasan kemiskinan dan kemandirian bangsa menjadi bermakna. Mengemis dana dari para pejabat, menteri maupun institusi pemerintah atau swasta, sebenarnya membuat rantai ikatan yang mengakibatkan organisasi kita tidak independen lagi.
·       Tebar Pengaruh Lewat Tulisan di Blog
Lanjutkan influence tactic yang sudah kita lakukan di media massa cetak, ke arah blogging di internet. Bahkan ketika objek yang kita bidik adalah pelajar di level SMA dan kebawah, gunakan layanan social networking semacam friendster yang pengguna di level itu sangat besar. Ingat, Indonesia pengguna friendster nomor tiga sedunia.
·       Fokus di Core Competence
Ini yang mahasiswa kita sering lupakan. Jurusan yang kita pilih di kampus seolah-olah bagaikan bidang garapan sampingan. Jurusan computing yang kita pilih, tidak membuat kita fasih berbicara tentang statistik pornografi di internet ketika kita beraudiensi tentang RUU Antipornografi. Jurusan ilmu kehutan yang kita geluti, misalnya, juga seolah-olah tidak bermakna, karena kita malah mengkritik sisi lain, ketika berteriak lantang tentang masalah kerusakan hutan kita, penebangan hutan yang liar atau monopoli pemanfaatan hutan oleh perusahaan. Jurusan sosial politik yang kita geluti, juga kadang tidak membuat kita fasih berbicara tentang teoritika dan strategi politik atau komparasi sistem politik kita dengan negara lain. Wahai aktifis mahasiswa, konsisten di kompetensi inti adalah jalan yang lurus, bijak dan bertanggungjawab. Jangan pernah mengatakan hal yang tidak kita kuasai permasalahannya, karena itu membuat kita dan segala sesuatu yang kita sampaikan terasa hampa.
·       Leadership di Komunitas Maya
Buktikan bahwa leadership kita di dunia nyata juga terbukti di dunia maya. Bangun komunitas, pimpin pergerakan komunitas maya, sebagai penambah dukungan pergerakan kita di dunia nyata.
BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Kita harus menyadari bahwa bahaya terbesar bagi sebuah organisasi kepeloporan mahasiswa adalah berdekatan dengan kelompok reformis gadungan, kelompok reformis hidupnya sangat tergantung akan kekuasaan. Untuk menghindari kooptasi dan usaha memoderasi dari kalangan reformis ini kita harus bersikap independen dan tetap menjadi oposisi terhadap kekuataan kekuasaan. Karena kita percaya bahwa perlawanan yang hebat adalah perlawanan yang dilakukan oleh massa aksi dan percaya terhadap garis massa dengan membuat barisan bagaikan barisan semut marabunta dan laksana ombak mengikis batu karang.
Suatu proses langkah maju yang harus kita jalankan adalah percaya akan perjuangan dan nilai-nilai kemanusiaan dan moral itu sendiri karena hal itulah yang akan mengikat kita dalam sumpah di bawah panji-panji kebenaran dan keadilan untuk tetap bergerak dan siap sedia menghancurkan setiap bentuk penindasan yang ada.
Karenanya berbicara tentang kemanusiaan adalah persoalan yang tidak pernah ada habisnya. Berbicara tentang kemanusiaan maka kita akan melihat semangat yang di bawa oleh orang-orang sebelumnya mulai dari, Lao Tse dengan ajaran kebebasan individunya, Kong Hu Chu dengan ajaran keseimbangan antara manusia dengan alam, Shidarta Gautama dengan ajaran kesabaran dalam kenestapaan, Yesus dengan ajaran cinta kasihnya yang luhur, Muhammad dengan ajaran keseimbangan dunia dan akhirat, Karl-Marx dengan ajaran teori pertentangan kelasnya, Lenin dengan ajaran teori-teori revolusinya, Mao Zedong dengan ajaran revolusi-budayanya, Che Guevara dengan ajaran perang gerilya-nya, Tan-Malaka dengan ajaran madilognya, Soekarno dengan ajaran marhaenismenya.
Kesemuanya itu dipersembahkan bagi kemanusiaan dan pembebasan manusia dari Ketertindasannya !!
Begitupun di Indonesia, dari zamannya Ken-Arok sampai saat ini, sejarah rakyat Indonesia adalah sejarah orang-orang yang selalu kalah. Keberadaan mereka adalah suatu potret yang  terpinggirkan. Pengangguran, kemiskinan, bayi kekurangan gizi, siswa putus sekolah, anak jalanan sampai dengan  gelandangan adalah tetap bagian dari 210 juta rakyat Indonesia yang tidak boleh kita abaikan. Keberadaan mereka ada di karenakan kekuasaan.
Mereka dimiskinkan secara struktural (kekuasaan) dan kekuasan adalah perwakilan dari kepentingan modal berada. Mungkin kita tidak pernah kenal secara langsung dengan anak jalanan dan gelandangan di tepi jalanan itu.  Memang kita tidak pernah kenal dengan korban kejahatan militer di Aceh, Papua. Memang kita tidak pernah kenal dengan petani korban yang tanahnya di rampas. Tapi sudah sepantasnyalah, sebagai mahasiswa yang memiliki nalar keilmuannya, ia dapat  melihat semua permasalahan yang terjadi dinegeri ini sampai dengan merasionalisasikan ide-ide perubahan yang abstrak tersebut menjadi suatu bentuk perlawanan terhadap kekuasaan yang zalim.
Karenanya nilai dari idealisme-perjuangan mahasiswa tidak hanya sampai disaat ia masih aktif menjadi Mahasiswa  saja. Nilai-nilai dari perjuangan itulah yang senantiasa mengiiringi kita dimana saja. Nilai-nilai dari perjuangan itulah yang selalu senantiasa menajamkan pemikiran terhadap kejelasan keberpihakan kita dan mengarahkan perilaku kita sebagai intelektual-organik.
Perjuangan mahasiswa tidaklah harus selalu diartikan mewakili harapan berjuta-juta buruh dan petani, namun perjuangan mahasiswa itu juga mewakili harapan mahasiswa itu sendiri.
Dengan tanggung jawab yang penuh sempurna ini maka kita sudah memulai sebuah pertarungan dalam menegakkan nilai-nilai tersebut dan kita harus siap untuk mengakhiri pertarungan tersebut.

B.  PESAN
Terakhir, tiga pesan saya untuk para aktifis pergerakan mahasiswa.
·       Perjuangan yang mahasiswa lakukan adalah untuk memberi manfaat bagi rakyat. Semua itu bukan bertujuan untuk jalan kita menuju senayan (menjadi anggota DPR), jalan kita menjadi pejabat, jalan kita mendapatkan uang secara instan, atau jalan-jalan berpamrih lain yang membuat kita tidak ikhlas.
·       Ucapan menjadi bermakna ketika kita juga bergerak melakukan perubahan dan memberi contoh yang nyata. Think globally but act locally.
·       Kembalikan perjuangan ke karakter dan kredo mahasiswa yang sebenarnya.
Mahasiswa adalah akademisi, pemikir muda, intelektual muda, entrepreneur muda dan agen perubahan bangsa. Baca kembali dengan detail semua visi, misi dan kredo organisasi
pergerakan mahasiswa kita, pasti selalu menyebut masalah intelektualitas, jiwa pemikir dan kekuatan akademik lain. Karena itulah akar dan dasar kita bergerak.
Tetap dalam perjuangan!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar